Aku dan disisiku murobbi



Oh alangkah bahagianya
Oh alangkah mulianya
Hari ini aku kisahkan
Aku dan disisiku… Murobbi

Seperti rasul
Bersama sama menikmati satu santapan, begitu murobbiku
Duduk bersama jamaah satu hidangan

Seperti rasul
Bersama sama berbantalkan lengan
Begitu murobbiku
Bersama sama tidur diatas satu hamparan

Seperti rasul
Turun bersama gali paritan
Begitu murobbiku
Senantiasa seiring lakukan tugasan

Seperti rasul
Faham segala dalaman luaran
Begitu murobbiku
Segala pemikirannya terukur menjelaskan

Seperti rasul
Membina syuhada pemuda pahlawan
Begitu murobbiku
Dibina aku lengkap perincian

Seperti rasul
Marah, senyum, sedih memberi kesan
Begitu murobbiku
Member taujih sesuai perasaan

Seperti rasul
Mensucikan, memahamkan lantas menggerakkan
Begitu murobbiku
Diasuh aku, jadi asa kebangkitan

Seperti rasul
Menghormati tidak mempermalukan
Begitu murobbiku
Disampingnya aku terasa dimuliakan

Yang lahir bukan sekedar hartawan
Yang lahir bukan sekedar agamawan
Yang lahir bukan sekedar negarawan
Yang lahir bukan sekedar tokoh kemasyarakan
Yang lahir bukan sekedar jago kebajikan
Yang lahir bukan sekedar olahragawan
Yang lahir bukan sekedar tokoh perdebatan

Tapi RIJAL……………..
Karena mereka islam diagungkan
Oh alangkah bahagia
Oh alangkah mulia
Ketika itu aku dan disisiku
Murobbi……….

(syed ahmad israa’)

Di Kutai Timur aku menulis

Diluar sana hujan turun rintik rintik sambil tersipu malu si hujan menunjukkan kebeningan jasadnya membasahi bumi sangata, kutim kalimantan timur. Di sela sela tasmi’ qur’an surah ar rahman dari salah seorang peserta I’dad murobbi, kusempatkan diri untuk menulis isi hati yang saat ini sedang menggeliat hebat dalam batin menyaksikan acara yang sedari kemarin pagi dimulai. Kulihat wajah wajah segar penuh ketawadhuan mengelilingi ruangan di Darussalam ini. Sebelum keberangkatan kemarin lusa dari samarinda, di rumah istriku melepas keberangkatanku dengan senyum yang diselingi kesedihan, kubaca dari wajahnya bahwa bidadariku ini mengalami delematis yang sangat saat melepas keberangkatanku untuk bergabung dalam tim I’dad, antara kewajiban seorang istri untuk mendukung dakwah suaminya dan kondisi anak yang sakit yang sangat memerlukan kehadiran ayah disampingnya, belum lagi masalah adik kami yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat yang sangat memerlukan kehadiran kakaknya untuk mengurus segala sesuatunya.

Oh istriku.. kau berusaha menyembunyikan perasaan itu, tapi suamimu ini tahu
Diwajahmu tertulis dengan terang perasaan hatimu
Istriku… yang kucintai karena Allah
 ketahuilah kalau bukan karena mengingat abu tholhah
Yang menyambut seruan itu diusinya yang sangat senja,
.. khifaafan.. watsiqoolan… dia menyebut….
Maka tak akan kusambut seruan ini pula

Hujan sesaat berhenti, kicauan burung semakin jelas terdengar merdu beserta suara akh ibnu yang terdengar didalam ruangan beserta peserta acara. Kulirik kearah seorang peserta, sungguh indahnya ia datang beserta istri dan ke 3 anaknya. Sangat menyentak hatiku saat kutahu bahwa ia datang dari wahau, sebuah daerah yang lebih jauh dari samarinda bila menuju sangata, subhanallah.. bagaimana ia bisa datang ke acara yang berlangsung selama 3 hari ini, bermalam. Jalan yang sangat rusak ia tempuh, hanya menggunakan kendaraan roda dua membawa 3 anaknya yang masih kecil kecil. Disuatu malam kulihat anaknya tertidur pulas diluar rungan beralas kain yang dilipat agar lantai kayu ulin itu tidak terasa dipunggung sang anak, seketika kakaknya datang sambil tertawa ia cubit kedua pipi adiknya gemes, ia mainkan pipi adiknya sambil tertawa kecil… sampai tak sadar ia pun ikut tertidur disebelah adiknya tanpa kain alas… sementara sang ayah dan ibu sambil mengawasi anak yang satunya lagi tetap konsentrasi menyaksikan materi yang disampaikan akh ibnu. Subhanallah sungguh pemandangan yang sangat menyentuh, keesokan harinya tetap bersemangat mengikuti materi demi materi di tengah tangisan anak anak mereka diluar ruangan, sampai disuatu waktu dhuha aku menangis memikirkannya, aku berdoa penuh khusu’ dalam getaran hati yang tergoncang hebat, air bening hampir jatuh dipelupuk mata ini.

Duhai Allah… mereka keluarga dakwah
Hadir dalam acara ini untuk mencari ridho Mu
Maka… ridhoilah mereka ya Allah
Dalam naungan cinta dan maghfirohmu
Mudahkan urusannya, kuatkan langkah kakinya
Permudah urusan dunia dan akheratnya
Kuatkan pijakan kakinya dalam jalan yang Engkau ridhoi
Jalan dakwah yang Engkau berkahi…

Bumi Sangata, Kutim Kalimantan Timur
Farrosih